Senin, 10 Agustus 2015

Etika Menjadi Seorang Guru


Menurut saya guru yang beretika sebagai seorang guru adalah yang tau apa yang harus dia lakukan sebagai seorang guru, bukan hanya transfer ilmu dari dirinya kepada muridnya.
Dulu saya merasakan sebagai seorang siswa, dan sekarang saya dididik untuk menjadi calon guru, banyak renungan ada kenangan tentang dunia pendidikan maupun dunia guru di benak saya. Entah itu  baik, buruk nya. Ataupun kasus kasus yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang guru.
Menjadi guru yang baik saat mengajar bukan soal sifat si guru tersebut tapi soal  kemampuan mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan cepat marah  jika muridnya sering berlaku tidak tertib. Salah satu hal yang membuat siswa tertib  adalah kesibukan yang bermakna.
Membuat siswa bisa sibuk namun tetap  bermakna memang tantangan semua guru. Ada guru yang senang memberi soal sulit  pada siswanya dengan harapan siswanya sibuk dan waktu mengajar dia tidak dipusingkan oleh masalah perilaku. Padahal sebaliknya hal tadi hanya terjadi pada siswa yang perilakunya memang sudah baik, sementara anak-anak yang lain akan cepat  bosan dan justru membuat ulah karena merasa gurunya memberi pekerjaan sulit tanpa jalan keluar. Karena pekerjaannya sulit membuat anak -anak yang memang sudah bermasalah  pada perilaku akan timbul lagi keinginannya untuk membuat keributan dan ujung-ujungnya guru akan merasa gagal dalam mengajar siswanya di hari itu.

Ada beberapa cara untuk membuat jam  pelajaran anda berlalu tanpa terasa baik kita sebagai guru maupun siswa sebagai penikmat cara mengajar dan perencanaan mengajar kita.
1.       Selalu update rencana pengajaran anda setelah dan sebelum mengajar
2.       Tidur yang cukup setiap hari. Hal ini  penting agar suasana hati kita terjaga dan tidak mudah emosi
3.       Rencanakan pengajaran anda dalam team, jika tidak mungkin konsultasikan formal dan informal RPP   anda pada rekan sesama guru.
4.       Masuk kelas lebih awal bisa 3 menit atau 5 menit lebih awal.
5.       Pikirkan 3 strategi atau rencana dalam mengajar, dengan demikian anak yang cepat selesai tetap punya kegiatan
6.       Saat mengajar sempatkan memotivasi siswa. memotivasi itu bukan memuji karena memotivasi anda perlu mendalami karakter anak yang anda ingin motivasi
7.       Tebarkan senyum pada seisi kelas
8.       Ucapkan salam dengan semangat saat akan mengajar
9.       Berikan soal yang menantang dan  bukan sekedar sulit
10.   Minta siswa untuk ajarkan siswa lainnya Ajika ia sudah selesai
11.   Kurangi gaya ‘one man show’ saat mengajar, kurangi semangat untuk menceramahi siswa. Biarkan siswa  juga berbicara di kelas, berbagi mengenai strateginya dalam mengerjakan soal yang anda berikan

Berikut ini adalah hal-hal yang harus dihindari ketika mngajar :
1.       Berfikir egosentris
Kadang guru suka mengeluh gini “Anak ini lho, sudah dijelaskan berkali-kali tetap saja tidak mengerti!”
 Contoh keluhan tersebut menunjukkan bahwa guru yang bersangkutan berpikir egosentris, hanya menurut dirinya sendiri. Ya, menurut guru itu, dia sudah mengajar dengan sungguh-sungguh atau sudah menjelaskan berkali-kali. Dia tidak berpikir tentang masalah yang dihadapi oleh siswa ketika mengikuti pembelajaran sehingga tidak berhasil.
2.       Tidak Peka Terhadap Perubahan Suasana Kelas.
Dalam proses pembelajaran, wajib hukumnya seorang guru mengendalikan kelas. Sepenuhnya! Hal ini penting agar proses pembelajaran berjalan lancar.
Contoh ketidakpekaan guru ketika mengajar misalnya membiarkan badut kelas mengalihkan perhatian siswa yang sedang asyik mengikuti penjelasan guru sehingga konsentrasi kelas menjadi terpecah.
Hal ini tampaknya persoalan kecil, tetapi kalau tidak segera dibenahi bisa berakibat kegagalan seluruh kelas. 
Dan hal terpenting adalah bagaimana seorang pendidik mampu menempatkan ketegasan pada peserta didik, tanpa harus berpriku anarkis.
3.       Komunikasi tidak efektif
Contoh ketika guru berkata ''Anak-Anak, awas jangan lupa lho dengan PR kamu, Kamu kerjakan semuanya, Kalo tidak maka besok tidak akan mendapatkan nilai!! Kenapa tidak dikatakan saja seperti ini, ''Anak-Anak, ingat kerjakan PR-mu. semuanya! Besok ibu nilai''Bukankah bahasa yang kedua lebih irit, dan karenanya lebih efektif.
Menghindari bahasa yang berlebih-lebihan atau bahkan mengancam, mengintimidasi peserta didik hanya akan membuahkan sindrom ketakutan bagi peserta didik.
4.        Mengajar tanpa persiapan dan tidak mengevaluasi secara menyeluruh
Ingin berhasil dalam mengajar, buat persiapan secara matang ,tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang benar. jangan sampai terjadi materi dan referensi dengan pemahaman yang dimiliki oleh peserta didik tatkala pembelajaran berlangsung.
Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh. Arti menyeluruh di sini adalah bahwa penyusunan soal evaluasi pembelajaran minimal harus mencakup bentuk-bentuk seperti: pilihan ganda, isian, jawaban singkat. Tidak hanya pilihan ganda saja, atau isian saja. Materinya meliputi seluruh materi yang diajarkan (minimal satu kompetensi dasar).



Gambar diambil ketika saya belajar menjadi seorang guru di  salah satu TPA di Gerlong

        Sekian mengenai etika menjadi guru, intinya seorang gur harus tahu apa yang harus dilakukan dan tahu hel-hal yang harus dihindari agar tidak terjadi lagi namanya kegagalan dalam mengajar, karena seorang guru yang berhasi adalah guru yang terus belajar dan belajar untuk memperbaiki kualitas enjadi seorang guru. Semoga bermanfaat J


0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Copyright © Computer - Science - Education | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑